2.1 PERTUMBUHAN PENDUDUK
2.1.1 Tabel Perkembangan penduduk dunia
Perkembangan penduduk dunia tahun 1830 – 2006
Tahun
|
Jumlah penduduk
|
Perkembangan pertahun
|
1830
|
1 milyard
|
-
|
1930
|
2 milyard
|
1%
|
1960
|
3 milyard
|
1,7%
|
1975
|
4 milyard
|
2,2%
|
1987
|
5 milyard
|
2%
|
1996
|
6 milyard
|
2%
|
2006
|
7 milyard
|
2%
|
Sumber : Iskandar , Does Sampurno
Masalah Pertambahan Penduduk di Indonesia
2.1.2 Tabel Pengandaan Penduduk Dunia
Tahun penggandaan
|
Perkiraan penduduk dunia
|
Waktu
|
800 SM
|
5 juta
|
-
|
1650 tahun
|
500 juta
|
1500
|
1830 tahun
|
1 milyard
|
180
|
1930 tahun
|
2 milyard
|
100
|
1975 tahun
|
4 milyard
|
45
|
Sumber : Ehrlich, Paul, R, et al, Human
Ecology W.H. Freeman and Co San Fransisco.
2.1.3 Faktor-Faktor Demografi yang
Mempengaruhi Pertambahan Penduduk
Kematian
Kematian adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian dan faktor penghambat kematian .
Kematian adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian dan faktor penghambat kematian .
Kelahiran
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran dan yang mendukung kelahiran
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran dan yang mendukung kelahiran
Imigrasi apabila setiap penduduk pindah ke kota dan
mereka menjadikan ktp menjadi dua maka akan sulit apabila di data tidak akan
terpenuhi akan sulit mendata penduduk dengan data pasti
2.1.4 Rumus Tingkat Kematian Kasar
CDR = D/P x K
Ket :
CDR = Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar).
D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K = Bilangan konstan 1000
CDR = Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar).
D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K = Bilangan konstan 1000
2.1.5 Rumus Tingkat Kematian Khusus
ASDRx = Dx/Px x K
Ket :
ASDRx = Angka Kematian khusus umur tertentu (x)
Dx = Jumlah Kematian pada umur tertentu selama satu tahun
Px = Jumlah Penduduk pada umur tertentu
K = Bilangan konstan 1000
ASDRx = Angka Kematian khusus umur tertentu (x)
Dx = Jumlah Kematian pada umur tertentu selama satu tahun
Px = Jumlah Penduduk pada umur tertentu
K = Bilangan konstan 1000
2.1.6 Angka Kelahiran
Angka kelahiran adalah angka yang
menunjukkan bayi yang lahir dari setiap 1000 penduduk per tahun. Angka
kelahiran bayi dapat dibagi menjadi tiga kriteria, yaitu:
- Angka kelahiran dikatakan tinggi jika
angka kelahiran > 30 per tahun.
- Angka kelahiran dikatakan sedang jika
angka kelahiran 20-30 per tahun.
- Angka kelahiran dikatakan
rendah jika angka kelahiran < 20 per tahun.
2.1.7 Pengertian Migrasi
Secara umum Migrasi adalah perpindahan penduduk
dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas
administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi
internasional). Dengan kata lain, migrasi diartikan sebagai perpindahan yang
relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain.
Ada dua dimensi penting dalam penalaahan migrasi, yaitu dimensi ruang/daerah (spasial) dan dimensi waktu.
Ada dua dimensi penting dalam penalaahan migrasi, yaitu dimensi ruang/daerah (spasial) dan dimensi waktu.
Tinjauan migrasi secara regional sangat penting
dilakukan terutama terkait dengan kepadatan dan distribusi penduduk yang tidak
merata.Migrasi salah satu dari tiga komponen dasar dalam demografi, Migrasi
bersama dengan dua komponen lainnya, kelahiran dan kematian, mempengaruhi
dinamika kependudukan di suatu wilayah.
2.1.8
Akibat Migrasi
Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap Bidang Ekonomi
Dampak kepadatan penduduk terhadap ekonomi adalah pendapatan per kapita berkurang sehingga daya beli masyarakat menurun. Hal ini juga menyebabkan kemampuan menabung masyarakat menurun sehingga dana untuk pembangunan negara berkurang. Ak ibatnya, lapangan kerja menjadi berkurang dan pengangguran makin meningkat.
Dampak kepadatan penduduk terhadap ekonomi adalah pendapatan per kapita berkurang sehingga daya beli masyarakat menurun. Hal ini juga menyebabkan kemampuan menabung masyarakat menurun sehingga dana untuk pembangunan negara berkurang. Ak ibatnya, lapangan kerja menjadi berkurang dan pengangguran makin meningkat.
Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap Bidang Sosial
Jika lapangan pekerjaan berkurang, maka pengangguran akan men ingkat. Hal ini akan meningkatkan kejahatan. Selain itu, terjadinya urbanisasi atau perpindahan penduduk dari desa ke kota untuk mendapatkan pekerjaan yang layak makin meningkatkan penduduk kota. Hal ini berdampak pada lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Jika lapangan pekerjaan berkurang, maka pengangguran akan men ingkat. Hal ini akan meningkatkan kejahatan. Selain itu, terjadinya urbanisasi atau perpindahan penduduk dari desa ke kota untuk mendapatkan pekerjaan yang layak makin meningkatkan penduduk kota. Hal ini berdampak pada lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap Lingkungan
Jumlah penduduk yang makin meningkat menyebabkan kebutuhannya makin meningkat pula. Hal ini berdampak negatif pada lingkungan, yaitu:
Jumlah penduduk yang makin meningkat menyebabkan kebutuhannya makin meningkat pula. Hal ini berdampak negatif pada lingkungan, yaitu:
Pencemaran Lingkungan
Pencemaran atau polusi adalah penambahan segala substansi ke lingkungan akibat aktivitas manusia.
Pencemaran atau polusi adalah penambahan segala substansi ke lingkungan akibat aktivitas manusia.
2.1.9 Macam-Macam
Migrasi dan Proses Migrasi
Berikut adalah
macam-macam migrasi :
1.
Imigrasi adalah masuknya penduduk ke dalam
suatu daerah negara
tertentu.
tertentu.
2.
Urbanisasi
adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota.
3.
Transmigrasi
adalah perpindahan penduduk antarpulau dalam suatu negara.
4.
Remigrasi
adalah kembalinya penduduk ke negara asal setelah beberapa lama berada di
negara orang lain.
5.
Proses
Migrasi Penduduk dari Asal ke Daerah Tujuan :
6.
Dalam
memilih daerah tujuan para imigran cenderung memilih daerah yang terdekat
dengan daerah asal
7.
Kurangnya
kesempatan kerja didaerah asal dan adanya kesempatan kerja didaerah tujuan
merupakan salah satu alasan seseorang melakukan mobilitas penduduk
8.
Informasi
yang positif dari sanak saudara, kerabat tentang daerah tujuan, merupakan
sumber informasi yang penting dalam pengambilan keputusan seseorang untuk
berimigrasi
9.
Informasi
yang negatif yang dating ari daerah tujuan, menyebabkan orang enggan untuk
berimigrasi
10.
Makin
besar pengaruh daerah perkotaan terhadap seseorang, makin tinggi frekuensi
mobilitas orang tersebut
11.
Makin
tinggi pendapatan seseorang, makin tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut
12.
Seseorang
akan memilih daerah tujuan dimana terdapat sanak saudara atau kenalan yang
berada didaerah tersebut
13.
Migrasi
masih akan terjadi apabila di suatu daerah ada bencana alam (banjir, gempa bumi
dll)
14.
Makin
tinggi pendidikan seseorang, makin banyak melaksanakan mobilitas penduduk
2.1.10 Jenis
Struktur Penduduk
Jumlah Penduduk
: Urbanisasi, Reurbanisasi, Emigrasi, Imigrasi, Remigrasi, Transmigrasi.
Persebaran
Penduduk : Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk disuatu wilayah
dibandingkan dengan luas wilayahnya yang dihitung jiwa per km kuadrat.
Komposisi Penduduk : Merupakan sebuah mata statistik
dari statistik kependudukan yang membagi dan membahas masalah kependudukan dari
segi umur dan jenis kelamin.
2.1.11 Bentuk Piramida Penduduk
-Piramida penduduk muda berbentuk limas
Piramida
ini menggambarkan jumlah penduduk usia muda lebih besar dibanding usia
dewasa. Jumlah angka kelahiran lebih besar daripada jumlah
kematian. Contoh Negara : India, Brazilia, Indonesia.
-Piramida penduduk stasioner atau
tetap berbentuk granat
Bentuk
ini menggambarkan jumlah penduduk usia muda seimbang dengan usia dewasa. Tingkat
kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi. Contoh
Negara : Swedia, Belanda, Skandinavia.
-Piramida penduduk tua berbentuk
batu nisan
Piramida
bentuk ini menunjukkan jumlah penduduk usia muda lebih sedikit bila
dibandingkan dengan usia dewasa. Jika angka kelahiran jenis pria besar,
maka suatu negara bisa kekurangan penduduk. Contoh Negara
: Jerman, Inggris, Belgia, Prancis.
2.1.12 Pengertian Rasio Ketergantungan
Rasio
Ketergantungan adalah perbandingan antara jumlah
penduduk berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas
dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio ketergantungan
dapat dilihat menurut usia, Rasio Ketergantungan Muda dan Rasio Ketergantungan
Tua. Rasio ketergantungan dapat digunakan sebagai indikator yang dapat menunjukkan
keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju atau negara yang
sedang berkembang. Semakin tingginya persentase rasio ketergantungan
menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang
produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak
produktif lagi.
2.2 KEBUDAYAAN DAN
KEPRIBADIAN
2.2.1 Pertumbuhan dan
Perkembangan Kebudayaan di Indonesia
Zaman Batu Tua
(Palaeolithikum)
Alat-alat batu pada
zaman batu tua, baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar, misalnya
kapak genggam Kapak genggam semacam itu kita kenal dari wilayah Eropa, Afrika,
Asia Tengah, sampai Punsjab(India), tapi kapak genggam semacam ini tidak kita
temukan di daerah Asia Tenggara
Berdasarkan penelitian
para ahli prehistori, bangsa-bangsa Proto-Austronesia pembawa kebudayaan
Neolithikum berupa kapak batu besar ataupun kecil bersegi-segi berasal dari
Cina Selatan, menyebar ke arah selatan, ke hilir sungai-sungai besar sampai ke
semenanjung Malaka Lalu menyebar ke Sumatera, Jawa. Kalimantan Barat, Nusa
Tenggara, sampai ke Flores, dan Sulawesi, dan berlanjut ke Filipina.
Zaman Batu Muda
(Neolithikum)
Manusia pada zaman batu
muda telah mengenal dan memiliki kepandaian untuk mencairkan/melebur logam dari
biji besi dan menuangkan ke dalam cetakan dan mendinginkannya. Oleh karena
itulah mereka mampu membuat senjata untuk mempertahankan diri dan untuk berburu
serta membuat alat-alat lain yang mereka perlukan.
Ciri – ciri zaman batu
muda :
1. Mulai menetap dan membuat rumah
2. Membentuk kelompok masyarakat desa
3. Bertani
4. Berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup
1. Mulai menetap dan membuat rumah
2. Membentuk kelompok masyarakat desa
3. Bertani
4. Berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup
Bangsa-bangsa
Proto-austronesia yang masuk dari Semenanjung Indo-China ke Indonesia itu
membawa kebudayaan Dongson, dan menyebar di Indonesia. Materi dari kebudayaan
Dongson berupa senjata-senjata tajam dan kapak berbentuk sepatu yang terbuat
dari bahan perunggu.
2.2.2 Kebudayaan Hindu,
Budha, dan Islam
Kebudayaan Hindu, Budha
Pada abad ke-3 dan ke-4
agama hindu mulai masuk ke Indonesia di Pulau Jawa. Perpaduan atau akulturasi
antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan. Sekitar abad ke 5 ajaran Budha
masuk ke indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Agama Budha dapat dikatakan
berpandangan lebih maju dibandingkan Hinduisme,sebab budhisme tidak menghendaki
adanya kasta-kasta dalam masysrakat. Walaupun demikian, kedua agama itu di
Indonesia, khususnya di Pulau Jawa tumbuh dan berdampingan secara damai. Baik
penganut hinduisme maupun budhisme masng-masing menghasilkan karya- karya
budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan, arsitektur, seni pahat, seni
ukir, maupun seni sastra, seperti tercermin dalam bangunan, relief yang
diabadikan dalam candi-candi di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur diantaranya
yaitu Borobudur, Mendut, Prambanan, Kalasan, Badut, Kidal, Jago, Singosari,
dll.
Kebudayaan Islam
Abad ke 15 da 16 agama
islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh para pemuka-pemuka islam yang
disebut Walisongo. Titik penyebaran agama Islam pada abad itu terletak di Pulau
Jawa. Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia, khususnya di Pulau Jawa
sebelum abad ke 11 sudah ada wanita islam yang meninggal dan dimakamkan di Kota
Gresik. Masuknya agama Islam ke Indonesia berlangsung secara damai. Hal ini di
karena masuknya Islam ke Indonesia tidak secara paksa.
Abad ke 15 ketika
kejayaan maritim Majapahit mulai surut , berkembanglah negara-negara pantai
yang dapat merongrong kekuasaan dan kewibawaan majapahit yang berpusat
pemerintahan di pedalaman. Negara- negara yang dimaksud adalah Negara malaka di
Semenanjung Malaka,Negara Aceh di ujung Sumatera, Negara Banten di Jawa Barat,
Negara Demak di Pesisir Utara Jawa Tengah, Negara Goa di Sulawesi Selatan .
Dalam proses perkembangan negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh
pedagang. Pedagang kaya dan golongan bangsawan kota- kota pelabuhan, nampaknya
telah terpengaruh dan menganut agama Islam. Daerah-daerah yang belum tepengaruh
oleh kebudayaan Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh yang mendalam dalam
kehidupan penduduk. Di daerah yang bersangkutan. Misalnya Aceh, Banten,
Sulawesi Selatan, Sumatera Timur, Sumatera Barat, dan Pesisr Kalimantan.
2.3 Kebudayaan Barat
Unsur kebudayaan barat
juga memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa
Indonesia adalah kebudayaan Barat. Masuknya budaya Barat ke Negara Republik
Indonesia ketika kaum kolonialis atau penjajah masuk ke Indonesia, terutama
bangsa Belanda. Penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang Belanda (VOC) dan
berlanjut dengan pemerintahan kolonialis Belanda, di kota-kota propinsi,
kabupaten muncul bangunan-bangunan dengan bergaya arsitektur Barat. Dalam waktu
yang sama, dikota-kota pusat pemarintahan, terutama di Jawa, Sulawesi Utara,
dan Maluku berkembang dua lapisan sosial ; Lapisan sosial yang terdiri dari
kaum buruh, dan kaum pegawai.